Innovation Outlook: Memetakan Potensi dan Tantangan Ekonomi Digital di Indonesia

Penulis:

Indonesia kini telah berada dalam masa transisi menuju era digital. Hal ini terlihat dari studi oleh We Are Social (2017) yang menyebutkan bahwa 51 persen masyarakat Indonesia telah memiliki akses ke internet, walaupun masih berpusat di pulau Jawa. Selain itu, penetrasi smartphone telah mencapai 47 persen dengan penggunaannya berkisar antara media sosial, hiburan, dan berita. Statistik ini memperlihatkan peluang yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia, terutama di sektor digital. Berbagai faktor dapat berperan penting sebagai pendorong, antara lain kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia yang semakin baik, munculnya sistemoperasi Android yang mendorong pertumbuhan aplikasi buatan dalam negeri, serta menjamurnya smartphone murah yang makin terjangkau olehmasyarakat Indonesia.

Potensi ekonomi digital di Indonesia pun semakin terlihat ketika banyak generasi muda yang terinspirasi dari kesuksesan Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia untuk berbondong-bondong merintis startup digital. Pemerintah pun kini semakin menunjukkan komitmen mendukung ekosistem ekonomi digital dengan meluncurkan berbagai program, seperti satu juta domain .id gratis, gerakan 1000 startup digital, serta peluncuran paket kebijakan ekonomi ke-14 tentang e-commerce. Hal ini merupakan sesuatu yang positif, karena berbagai startup tersebut dapat berperan sebagai duta investasi Indonesia di hadapan investor asing sekaligus membuat Indonesia berpeluang menjadi salah satu kekuatan ekonomi kreatif dunia seperti yang diproyeksikan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Terlepas dari segala potensi ini, tentunya ada berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan ekosistem ekonomi digital yang berkualitas. Salah satunya adalah dari sisi regulasi, terutama bagaimana memformulasikan regulasi yang adaptif terlepas dari fakta bahwa regulasi selalu terlambat menyikapi fenomena yang dinamis. Kasus regulasi pelarangan transportasi online yang hanya bertahan satu hari adalah contoh nyatanya. Masalah lainnya adalah tantangan dalam menyediakan SDM berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri digital. Hal ini penting karena untuk menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing secara global maupun lokal dibutuhkan SDM yang kompeten, yang sayangnya jumlahnya belum mencukupi. Terakhir, masalah seputar konten Over-the-Top (OTT) juga perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, terutama terkait langkah-langkah untuk membantu OTT lokal agar dapat bersaing dengan OTT asing.

Bagikan postingan ini

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
PENULIS

Wirawan Agahari, Leonardus K. Nugraha, Mona Luthfina Usmani

Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) adalah wadah pemikir (think tank) berbasis penelitian yang bercita-cita unggul dalam bidang inovasi, kebijakan, dan tata kelola.

Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) adalah wadah pemikir (think tank) berbasis penelitian yang bercita-cita unggul dalam bidang inovasi, kebijakan, dan tata kelola.

office@cipg.or.id​

+62-21-2253-2432​

Kembali ke Atas